Istilah
kenakalan remaja (juvenile delinquency)
mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak
dapat diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan di sekolah),
pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah), hingga tindakan-tindakan
kriminal (seperti mencuri).
Perilaku
apa saja yang mendahulu kenakalan remaja ?
Beberapa prediktor kenakalan
meliputi identitas (identitas negative), pengendalian diri (derajat rendah),
usia (telah muncul pada usia dini), jenis kelamin (laki-laki), harapan-harapan
bagi pendidikan (harapan-harapan yang rendah), nilai rapor sekolah (prestasi
yang rendh pada kelas-kelas awal), pengaruh teman sebaya (pengaruh berat, tidak
mampu menolak), status sosio-ekonomi (rendah), peran orang tua (kurangnya
pemantauan, dukungan yang rendah, dan disiplin yang tidsk efektif), dan
kualitas lingkungan (perkotaan, tingginya kejahatan, tingginya mobilitas).
Remaja
pada hakekatnya cenderung memiliki suasana hati yang naik-turun dan melibatkan
diri dalam perilaku-perilaku yang tidak disukai oleh orang-orang dewasa dan bertentangan
dengan nilai-nilai mereka. Walaupun dalam banyak hal, perilaku-perilaku semacam
itu hanyalah bagian dari perncarian remaja akan identitas yang normal dan tidak
memerlukan pertolongan profesional.
Ketika seorang remaja
memperlihatkan untuk pertama kalinya suatu perilaku bermasalah, seperti minum-minuman keras atau mencuri, orang tua panik dan takut bahwa remaja mereka
akan jatuh kedalam kecanduan obat-obatan atau suatu tindak kriminal yang lebih
keras. Dengan bereaksi berlebihan terhadap kejadian-kejadian perilaku-perilaku
bermasalah pertama semacam ini, orang tua dapat memperburuk hubungan mereka
dengan remaja dan dapat menyebabkan meningkatnya konflik orang tua-remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar